Halaman 8. Asuhan Keperawatan Maternitas ( PREEKLAMPSIA & EKLAMPSIA )


KEPERAWATAN MATERNITAS
( PREEKLAMPSIA & EKLAMPSIA )

PENGERTIAN
  Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih (Rustam Muctar, 1998).
  Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai dengan kejang menyeluruh dan koma. ( sarwono prawirohardjo, 2009 )
  Preeklamsi dan eklamsi merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan edema yang kadang-kadang disertai konvuisi sampai koma. (sinopsis obstetri jilid 1, 1998)
ETIOLOGI
  Penyebab eklampsi dan pre eklampsi sampai sekarang belum diketahui. Tetapi ada teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab eklampsi dan pre eklampsi yaitu :
  1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa.
  2. Sebab bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan
  3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
  4. Sebab jarangnya terjadi eklampsi pada kehamilan – kehamilan berikutnya
  5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma
PREVALENSI
                        Preeklamsia berkembang di sekitar 7% dari kehamilan. Insiden secara signifikan lebih tinggi pada kelompok sosial ekonomi rendah. Sekitar 5% dari perempuan dengan preeklamsia mengembangkan eklampsia, ini, sekitar 15% meninggal dari PIH sendiri atau komplikasinya. kematian janin tinggi karena peningkatan insiden persalinan prematur dan insufisiensi uteroplasenter.
Angka kejadian eklampsia bervariasi di berbagai negara. Semakin maju suatu negara, tambah tinggi kesadaran masyarakat terhadap pentingnya antenatal care, tambah rendah angka terjadinya eklampsianya.
  1. Frekuensi di negara-negara maju                    0,05 – 0,1 %
  2. Frekuensi di negara-negara berkembang         0,3 – 0,7 %

PENATALAKSANAAN MEDIS
PREEKLAMPSIA RINGAN :
  Penderita rawat jalan/rawat inap à Istirahat di tempat tidur 2 jam siang hari dan > 8 jam malam hari, diet rendah garam, dan berikan obat-obatan seperti valium tablet 5mg dosis 3xsehari / fenobarbital tablet 30mg 3xsehari.
  Rawat inap à monitor keadaan janin : kadar estriol urin, lakukan amnioskopi, dan ultrasografi.
PREEKLAMPSIA BERAT
  Berikan MgSO4 2 g IV dalam 10 menit selanjutnya 2 g/jam dalam drip infus sampai tekanan darah stabil ( 140-150/90-100 mmHg )
  Berikan nifedipin 3-4 x 10mg oral.
  Periksa tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap jam.
  Pasang kateter dan kantong urine.
  Dilakukan USG dan kardiotokografi (KTG)
EKLAMPSIA
1. Pengobatan Medisinal
  Sama seperti pengobatan pre eklampsia berat kecuali bila timbul kejang-kejang lagi maka dapat diberikan MgSO4 2 gram intravenous selama 2 menit minimal 20 menit setelah pemberian terakhir. Dosis tambahan 2 gram hanya diberikan 1 kali saja. Bila setelah diberi dosis tambahan masih tetap kejang maka diberikan amobarbital / thiopental 3-5 mg/kgBB/IV perlahan-lahan.
2. Perawatan bersama : konsul bagian saraf, penyakit dalam / jantung, mata, anestesi dan anak.
3. Perawatan pada serangan kejang : di kamar isolasi yang cukup terang / ICU
4. Pengobatan Obstetrik
  Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri dengan tanpa
memandang umur kehamilan dan keadaan janin
  Bilamana diakhiri, sikap dasar : Kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi
(pemulihan) hemodinamik dan metabolisme ibu. Stabilisasi ibu dicapai dalam 4-
8 jam setelah salah satu atau lebih keadaan dibawah :
Ø  Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.
Ø  Setelah kejang terakhir
Ø  Setelah pemberian obat-obat antihipertensi terakhir
Ø  Penderita mulai sadar (responsif dan orientasi)

PENGKAJIAN
  Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
  Riwayat kesehatan ibu sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
  Riwayat kesehatan ibu sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
  Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
  Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan
  Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya

PEMERIKSAAN FISIK
  Inspeksi : edema yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam
  Palpasi : untuk mengetahui TFU, letak janin, lokasi edema
  Auskultasi : mendengarkan DJJ untuk mengetahui adanya fetal distress
  Perkusi : untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian SM ( jika refleks + )

PEMERIKSAAN PENUNJANG
  Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali dengan interval 6 jam
  Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
  Berat badan : peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu
  Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak
  USG ; untuk mengetahui keadaan janin
  NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

DIAGNOSA
Aktual :
  Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
  Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
  Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan diskontinuitas jariangan.
Resiko :
  Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
  Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada plasenta

INTERVENSI DX aktual 1
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan pembukaan jalan lahir
Tujuan :
  Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
  - Ibu mengerti penyebab nyerinya
  - Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi :
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
            R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap nyerinya
2. Jelaskan penyebab nyerinya
            R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
            R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan terpenuhi
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
            R/. untuk mengalihkan perhatian pasien

INTERVENSI DX aktual 2
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
Tujuan :
  Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
  - Ibu tampak tenang
  - Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan
  - Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang.
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan ibu
            R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
2. Jelaskan mekanisme proses persalinan
            R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang maladaptif
3. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
            R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif
4. Beri support system pada ibu
            R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati

INTERVENSI DX aktual 3
Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d diskontinuitas jariangan.
Tujuan :
  Nyeri berkurang/hilang